Curhat Pahlawan Idealis Era Kapitalis

ketika berpuisi tidak dihargai
oleh sebuah ilustrasi mimpi
kata-kata menjadi sebuah alergi
bagi...
murkanya sepotong kenyataan-kenyataan ini
aku tak biasa mengiba dengan kata-kata pinta
aku terbiasa menjadi raja dalam pelayan rasa-rasa dan jiwa
dalam repetisi-repetisi hidup mengupeti
pikiran jelata sunyi
aku...
diantara seribu membelenggu
diantara sebuah semerbak harum nan busuk membesuk
kamar pada masa samar-samar demokrasi mimpi ditelan negeri
semua pada sunyi..
ini lah aku...
ini adalah peluru bagiku aku berperang dengan bertelanjang
aku tidur terlentang menangis menantang..
dikala kebenaran harus dijawab dengan kebohongan
dikala sampai saatnya kenyataan tertumbuk tertekuk kebohonga
Aku siap tertumbuk tertekuk lantas mabuk
walau seribu muka membelakang, menantang, merampang
meninju mukaku
aku siap,...walau harus Mati Merdeka...! Untuk Mati 

By : Muhammad Sang Bintang